OBAT JAMU TRADISIONAL
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………
BAB
I
Pendahuluan……...………………………………….…………………………………….
1.1.Latar
Belakang………………………………………………………………….….
1.2.Tujuan……………………………………………………………………………..
1.3.Rumusan……………………………………………………………………………
BAB II
Pembahasan…………………………………………………………………………
2.1.Pengertian
obat tradisional…………………………………………………………
2.2.Jamu
untuk ibu nifas………………………………………………………………..
2.3.Waktu
dan Aturan minum jamu…………………………………………………….
2.4.Aturan
minum jamu…………………………………………………………………
BAB III
3.1.Kesimpulan……………………………………………….…………………………
Daftar
pustaka………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah mengenai “Obat Tradisonal untuk Ibu Nifas” dapat
terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah ISB yang bertujuan
untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah memahami materi yang terkandung, juga
membangun motivasi mahasiswa untuk dapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan
sehari-hari.
Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kami menerima kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Kami berharap dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi harapan
kita semua.
Yogyakarta, 23 Februari 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Masa
nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandungan kembali seperti keadaan semula. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009). kondisi setelah melahirkan memang
tidak seperti biasanya. Perlu menjaga kondisi tubuh agar tetap stabil. Maka
dari itu ada beberapa sebagaian dari orang-orang yang percaya dengan
mengonsumsi beberapa obat atau jamu tradisional yang di percaya secara
turun-menurun dapat menjaga kesetabilan tubuh dan membuat sang ibu lebih cepat
pulih. Obat atau jamu tradisinoal yang di gunakan adalah dari bahan-bahan alami
yang berada dialam. Masyarakat percaya dengan hal-hal yang alami maka akan
lebih baik dan sehat dari pada bahan-bahan yang mengandung bahan yang belum
jelas asalnya.
1.2.Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu obat atau jamu tradisional
2. Untuk
mengetahui apa saja yang dapat di gunakan sebagai obat atau jamu tradisional
untuk ibu nifas
3. Untuk
mengetahui efek obat tradisional apabila di konsumsi ibu hamil
1.3.Rumusan
1. Mengetahui
pengertian obat atau jamu tradisioal
2. Mengetahui
tanaman apa yang dapat di jadikan obat atau jamu ibu nifas
3. Mengetahui
efek dari obat tradisional untuk ibu nifas
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengetian
Obat Tradisional
Tanaman obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Tanaman obat tradisional seringkali juga disebut dengan istilah “Toga”. Tanaman
obat keluarga pada hakikatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun
ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan Tanaman
obat keluarga merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang ditanam di
pekarangan rumah atau lingkungan sekitar rumah.
Tanaman
obat-obatan tradisional adalah tanaman yang dapat dipergunakan sebagai obat,
baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tanaman tersebut
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu dan disajikan sebagai obat guna
penyembuhan penyakit. Pada umumnya yang dimaksud dengan obat tradisional adalah
ramuan dari tumbutumbuhan yang berkhasiat obat. Tumbuhan obat adalah salah satu
bahan utama produk-produk jamu, hal ini seperti yang dikemukakan Kartasapoetra
(1992 :3) menyatakan bahwa: tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman
yang masih sederhana, murni, belum tercampur atau belum diolah. Maksudnya yaitu
tanaman tinggal dipetik dan diracik, kemudian langsung dikonsumsi. Sedangkan
Siswanto (1997:3) menyebutkan tumbuhan obat adalah tanaman atau bagian tanaman
yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu, tanaman atau bagian
tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat. Maksudnya yaitu
tanaman obat tradisional digunakan sebagai bahan untuk membuat obat (bahan
dasar yang untuk membuat obat).
Adapun
pengertian lain tanaman obat tradisional menurut Departemen Kesehatan RI
mendefenisikan tanaman obat Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes
No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu :
a) Tanaman
atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu;
b) Tanaman
atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat;
c) Tanaman
atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan
sebagai obat.
Pengertian
tanaman tradisional pada umumnya juga disebut apotek hidup, yaitu keluarga
memanfaatkan sebagian tanah untuk ditanami tanaman obat-obatan untuk keperluan
sehari-hari. Umum diketahui, bahwa banyak obat-obatan tradisional yang dapat
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman obat tradisional umumnya
lebih aman karena bersifat alami dan memiliki efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan obat-obat buatan pabrik. Itulah sebabnya sebagian orang lebih
senang mengkonsumsi obat-obat tradisional. Selain itu tanaman obat tradisional
umumnya lebih kuat menghadapi berbagai penyakit tanaman karena memiliki
kandungan zat alami untuk mengatasinya. Obat tradisional juga tidak hanya untuk
mengobati suatu penyakit namum juga dipercaya dapat juga untuk memperkuat daya
tahan tubuh agar lebih sehat. Obat tradisional juga dapat di gunakan sebagi
ramuan-ramun untuk ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, anak-anak, bayi dan
lainnya. Apabila untuk nifas biasanya untuk menjaga kesetabilan tubuh sang ibu
agar setabil. Jadi masyarakat banyak juga yang masih mengunakan obat
tradisional untuk ibu-ibu nifas.
2.2.Jamu
untuk Ibu Nifas
Ada beberapa jenis ramuan atau
jejamuan yang digunakan atau yang di konsumsi untuk ibu nifas yang di gunakan
secara turun-menurun. Antara lain, yaitu :
1. Jamu
yang bahan dasarnya terdiri dari laos, bawang putih, garam yang kemudian digoreng, digerus dan diberi air secukupnya.
Minum sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya seperti, ketumbar,
cengkeh, jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit, pala, temu giling,
temu lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan air hangat. Sesudah
40 hari, minumlah jamu dengan bahan musi, cabe Jawa, kemukus, klabet, jinten
hitam, kedaung, kembang pala, dan kayu jangjang. Dianjurkan bagi ibu yang
setelah melahirkan untuk meminum jamu agar melancarkan keluarnya ASI yang
terbuat dari bahan daun katuk. Selain itu berhati-hati dalam memilih jamu, dan
jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.
2. Jamu
yang bahan utamanya daun pepaya. Bahan yang digunakan meliputi 7 gram daun
papaya, 10 gram kayu rapet, daun jinten, 10 gram daun Sendok, 7 gram daun iler,
7 gram daun sambilonto, dan 7 gram asam jawa. Cara pembuatannya juga cukup
mudah. Semua bahan-bahan tadi ditumbuk halus kemudian direbus dalam 2 gelas air
hingga mendidih. Jamu ini dapat diminum 2 kali sehari.
3. Jamu
yang bahan dasarnya kunyit. Yang cara pembuatannya dengan cara memarut kunyit.
Kemudian campur kunyit yang telah halus dengan asam jawa secukupnya. Rebus dengan
tiga gelas air sampai mendidih, beri tambahan madu atau gula jawa lalu nikmati.
4. Jamu
yang di percaya untuk mengembalikan tenaga pasca melahirkan adalah jamu yang terbuat dari beras, bengle, pulo
sari, kayu manis, jahe, dan asam jawa. Yang kemudia di rebus lalu saring,
diminum sedikitnya sekali sehari.
2.3.Waktu
dan Aturan saat Minum Jamu
Waktu yang tepat untuk minum jamu
tradisional setelah melahirkan. Pada umumnya jamu tradisional dibagi menjadi
tiga tahap yaitu 10 hari pertama, 10 hari kedua dan juga 10 hari ketiga. Ada
juga yang langsung dalam waktu 40 hari. Jenis jamu tradisional terdapat
berbagai macam-macam tergantung yang ibu sukai. Berikut adalah perbedaan metode
persalinan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk minum jamu tradisional
:
1. Untuk
ibu yang melahirkan secara normal, langsung diperbolehkan meminum jamu
tradisional.
2. Untuk
ibu yang melahirkan dengan proses caesar biasanya diperbolehkan mengkonsumsi
jamu tradisional setelah 10 hari pasca melahirkan karena dokter memberikan obat
antibiotik pasca menjalani proses melahirkan secara caesar. Dikhawatirkan jika
diminum secara bersamaan akan timbul interaksi dengan dengan jamu tradisional
yang akan anda minum.
2.4.Aturan
Minum Jamu Tradisional
1. Jamu
tradisional tidak boleh diminum oleh seorang ibu yang memiliki penyakit
hepatitis B, pernah menderita penyakit kuning dan mengalami komplikasi
persalinan seperti rahim sobek.
2. Minum jamu tradisiona tidak boleh bersamaan
dengan minum obat yang diberikan oleh dokter. Anad bisa memberi jeda waktu
sekitar 2 sampai 3 jam setelah mengkonsumsi obat dari dokter.
3. Meski
anda minum dengan kadar yang sedikit, jamu tradisional juga akan berdampak pada
ASI ibu. Jika berakibat bayi dapat mengalami diare denga tanda yang seperti itu
bayi tidak cocok dengan jamu yang diminum oleh ibu. Apabila terjadi hal
demikian, ibu dapat melakukan perawatan pasca melahirkan dengan jamu
tradisional yang dikhususkan untuk pemakaian luar. Misalanya seperti luluran,
tapel, memakai piling atau memakai stagen yang bisa membantu untuk mengecilkan
perut.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan,
bahwa obat tradisional adalah obat yang ada secara turun-menurun dan sangat di
percayai angat ampuh. Dengan mengonsumsi obat tradisonal dapat membuat tubuh
lebih sehat. Obat tradisional juga dapat di konsumsi untuk ibu nifas. Ada
bebrapa jenis obat yang tergolong jamu yang di percaya sebagai obat untuk ibu
nifas. Jamu tradisional ini juga ada beberapa atauran minum dan atauran pakai.
Tidak sembarangan untuk mengonsumsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar